Toko ONLINE di Indonesia Yang Wajib Di Perhitungkan untuk Para Business Online

Kali ini team dari www.makrifatbusiness.net akan menulis tentang media toko online yang ada di Indonesia yang perlu diperhitungkan untuk para pembisnis online. Saat ini  industri internet di Indonesia sudah banyak jumlah startup e-commerce yang selalu bermunculan setiap saat yang wajib kita ikuti perkembangannya . Kali ini kami akan memberi daftar website e-commerce populer di Indonesia yang kami ambil dari berbagai sumber di internet khususnya di "mbah google", dan masing-masing kami kategorikan berdasarkan model bisnisnya sebaagi berikut :
 1. Forum online dan iklan baris, 
2. Website business to consumers (B2C), 3. Marketplace consumer to consumer (C2C), 4. Dan lainnya masih banyak lagi

Forum online dan iklan baris


1. Kaskus


Kaskus
Kaskus sebenarnya adalah sebuah forum online. Tapi website ini kemudian berkembang menjadi salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia. Pengguna bisa membuat artikel di dalam platform Kaskus dan juga melakukan jual beli barang di sana.
Di bulan Desember, Kaskus memiliki CEO baru, yaitu Sukan Makmuri – yang sebelumnya pernah memegang posisi VP untuk divisi teknologi internet banking di Bank of America. CEO baru ini menggantikan co-founder Ken Dean Lawadinata dan Andrew Darwis. Kaskus saat ini memiliki 40 juta orang pengguna dan 600 juta pageview tiap bulannya.
Ranking Alexa: ke-7 di Indonesia.
(Baca juga: Inilah momen yang menarik bagi Kaskus – dan semua orang)

2. TokoBagus


Tokobagus
Jika Anda mencari website yang berfokus hanya pada iklan baris, maka TokoBagus akan menjadi nama pertama yang muncul di benak banyak orang. Remco Lupker dan Sebastian Arnold Egg mendirikan website ini di tahun 2003 lalu. Selama itu, mereka mendapatkan banyak investasi dari MIH dan sangat agresif memasang iklan TokoBagus di berbagai media di Indonesia.
(Baca juga: Tokobagus kini menjadi OLX Indonesia; tetap bekerja seperti biasa)
Bulan April tahun lalu, MIH menutup salah satu portofolio e-commerce-nya – Multiply – untuk lebih fokus pada portofolio yang lebih menjanjikan – termasuk TokoBagus. Di bulan Desember, tim TokoBagus untuk pertama kalinya mengungkap data website mereka yang sangat mencengangkan: mereka memiliki lebih dari 1 miliar pageview di bulan Juli tahun lalu.
Ranking Alexa: ke-13 di Indonesia.

3. Berniaga


Berniaga
Berniaga adalah website yang ingin menantang dominasi TokoBagus di ranah iklan baris di Indonesia. Website ini juga sangat agresif dalam hal pemasaran berkat bantuan dari perusahaan induknya, 701Search.
(Baca juga: “1 klik dobel hepinya”, cara Berniaga dan Intel wujudkan Indonesia melek digital)
Ranking Alexa: ke-24 di Indonesia.

Website B2C


1. Lazada Indonesia


Lazada
Lazada milik Rocket Internet baru-baru ini merayakan ulang tahun keduanya di Indonesia, dan dalam waktu singkat tersebut, website ini sudah berkembang menjadi pelaku e-commerce B2C terbesar di Indonesia.Sumber modalnya yang tak pernah habis tentu menjadi salah satu faktor yang membantu perkembangannya.
Dalam sebuah event belanja online nasional di bulan Desember tahun lalu, Lazada Indonesia melaporkan bahwa mereka menerima ribuan pesanan per jam. Lazada sekarang memiliki 300 orang pegawai di Indonesia dan berniat menguasai tren besar berikutnya: mobile commerce dan penjual pihak ketiga.
Ranking Alexa: ke-31 di Indonesia.

2. Bhinneka


Bhinneka
Bhinneka adalah salah satu pelaku e-commerce pertama yang muncul di Indonesia dengan menjual gadget sebagai produk utamanya. Website ini sudah bertahan selama lebih dari 14 tahun dan sekarang memasukkan kategori produk lain seperti instrumen musik dan mainan.
Di bulan Februari, Bhinneka melaporkan memiliki rata-rata 21 jutapageview per bulan di tahun 2013 dan mendapatkan omzet Rp 600 miliar di tahun yang sama, dan 70 persen di antaranya berasal dari toko online-nya. Bhinneka sekarang punya lebih dari 500 pegawai dan enam toko fisik di Jakarta.
Ranking Alexa: ke-65 di Indonesia.

3. Agoda


Agoda
Agoda asal Singapura masih merupakan website booking hotel nomor satu di Indonesia. Website ini memiliki total 390.000 hotel untuk di-book, dan juga lebih dari tujuh juta pelanggan.
Ranking Alexa: ke-110 di Indonesia.

4. Zalora Indonesia


Zalora
Website e-commerce berusia dua tahun, Zalora Indonesia, mirip dengan Lazada Indonesia: website ini dibantu oleh Rocket Internet dan punya sangat banyak uang. Selain itu, Zalora juga tidak pernah mengungkapkan datanya.
(Baca juga: Akhirnya! Zalora resmi luncurkan marketplace fashion sendiri)
Bulan September lalu, DailySocial mengutip Hadi Wenas yang saat itu menjabat sebagai managing director Zalora Indonesia, yang mengatakan bahwa Zalora cabang Indonesia sudah menjadi cabang dengan pendapatan terbesar di antara sepuluh cabang Zalora di Asia.
Ranking Alexa: ke-126 di Indonesia.

5. Tiket


Tiket
Tiket adalah salah satu e-commerce travel terbesar di Indonesia. Website ini memungkinkan pengunjungnya membeli berbagai produk travel seperti penerbangan, hotel, tiket kereta, tiket konser, dan bahkan menyewa mobil. Menurut Jakarta Globe, Tiket sekarang melayani 3.000 transaksi dan mendapatkan Rp 2 miliar tiap harinya.
Ranking Alexa: Ke-175 di Indonesia.

(Baca juga: Kisah di balik kesuksesan website booking online Tiket.com)

6. Groupon Indonesia


Groupon
Groupon masuk ke Indonesia dengan mengakuisisi website daily dealDisdus di tahun 2011, dan sampai saat ini mereka masih menjadi pemimpin di bisnis ini. Di ulang tahun ketiganya di bulan September lalu, Groupon Indonesia mengungkapkan bahwa mereka memiliki 500.000 visit dan rata-rata transaksi sebesar Rp 300 juta tiap harinya.
Ranking Alexa: ke-181 di Indonesia.
(Baca juga: Co-founder Disdus: Anda bisa sukses di Industri manapun)

7. Rakuten

Situs Rakuten Indonesia kini telah bisa diakses, mereka menggunakan alamat Rakuten.co.iddengan menambahkan keterangan Belanja Online selain logo ‘R’ sebagai logo khas Rakuten. Penambahan keterangan Belanja Online, sehingga menjadi ‘Rakuten Belanja Online’, sepertinya dimaksudkan sebagai salah satu pendekatan Rakuten dalam menyasar pangsa pasar lokal.
DailySocial pertama kali menuliskan tentang hadirnya Rakuten di Indonesia bulan Mei kemarin, alamat Rakuten untuk Indonesia juga persis seperti yang ditebak Rama (Rakuten.co.id). Di Indonesia Rakuten tidak berdiri sendiri, mereka melakukan joint venture dengan PT Global Mediacom Tbk.
Rakuten adalah pemimpin pasar dan menjadi pusat pertokoan online terbesar di Jepang, sedangkan PT Global Mediacom Tbk atau dikenal juga sebagai MNC Group adalah perusahaan media terbesar di Indonesia. Dua raksasa di masing-masing negara ini bergabung untuk menaklukan pangsa pasar e-commerce lokal, yang sampai saat ini masih bertumbuh, salah satu indikasinya munculnya berbagai penyedia layanan mall toko online yang tumbuh subur.
Saat ini, situs Rakuten.co.id memang belum ‘dibuka’ secara penuh, hanya menampilkan berbagai informasi tentang apa itu Rakuten Belanja Online, kelebihan apa yang ditawarkan mereka, serta ajakan untuk membuat tokoonline di Rakuten Belanja Online. Selain itu, Rakuten juga telah siap dengan beberapa jasa yang diberikan bagi mereka yang tertarik dan akan membuka toko di layanan mereka, termasuk menyediakan layanan konsultasi serta nomor telepon sebagai layanan customer service.
Mereka juga menampilkan beberapa data, baik tentang pertumbuhan penetrasi pengguna Internet di Indonesia, keperkasaan Rakuten Ichiba di Jepang, serta keterangan tentang Global Mediacom. Rakuten Ichiba (Jepang) sendiri dikatakan telah memiliki 30 ribu toko yang bergabung di layanan internet shopping mall mereka dengan omset penjualan selama setahun telah melebihi Rp. 106 Triliun.
Pertanyaan adalah, bagaimana kedatangan layanan Rakuten nantinya akan mengubah peta bisnis jual-beli online, terutama pada tingkat persaingan yang akan terjadi di layanan penyedia mall online, khususnya para startuplokal. Beberapa dari mereka tengah mengalami pertumbuhan, dan iming-iming kebesaran Rakuten dan MNC adalah salah satu hal yang patut diperhitungkan. Atau bisa jadi, kedatangan Rakuten justru akan membantu edukasi serta pertumbuhan e-commerce di Indonesia.

Layanan mereka memang belum resmi dirilis, kita juga belum bisa melihat tampilan, desain serta fasilitas tambahan lain yang disediakan oleh Rakuten di Indonesia, selain konsultasi serta layananescrow.
Namun, salah satu komentar dari salah satu founder penyedia mall online Toko di tulisanDailySocial terdahulu bisa mencerminkan akan semenarik apa peta persaingan yang akan terjadi, meski dengan nada bercanda, pada kolom komentar, Leon dari Tokopedia mengatakan bahwa ‘kami tidak takut’ merujuk pada kesiapan Tokopedia untuk bersaing, menarik, karena Rakuten Belanja Online sendiri menargetkan diri untuk menjadi pusat belanja nomor satu di Indonesia. Mari sama-sama kita lihat perkembangan selanjutnya.

Marketplace


1. Tokopedia


Tokopedia
Tokopedia dan Bukalapak adalah pelaku marketplace lokal yang menjadi kuda hitam dalam persaingan menghadapi nama besar seperti Plasa.com milik Telkom-eBay dan Multiply milik MIH. Tapi kedua website ini mampu menang dalam persaingan tersebut dan sekarang menguasai pasar lokal. Dipimpin oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison, Tokopedia yang kini berusia empat tahun memiliki lebih dari 770.000 barang dan menjual total 13,4 juta barang tahun lalu dengan layanan rekening bersamanya.
(Baca juga: Berusia lima tahun, Tokopedia kirimkan dua juta produk tiap bulannya)
Ranking Alexa: ke-32 di Indonesia.

2. Bukalapak


Bukalapak
Bukalapak merupakan saingan utama Tokopedia yang juga berhasil memenangi persaingan ketat di masa-masa awal website berdiri. Dipimpin oleh Achmad Zaky, website ini sekarang melayani transaksi dengan total nilai Rp 500 juta tiap harinya. Platform ini memiliki sekitar 400.000 barang aktif, serta masuk ke industri mobile dengan meluncurkan aplikasi Androidnya bulan lalu.
(Baca juga: CEO Bukalapak: Mulai dari sekarang dan jangan takut gagal)
Ranking Alexa: ke-43 di Indonesia.

3. Qoo10 Indonesia


Qoo10
Qoo10 adalah perusahaan hasil kerja sama antara eBay dengan marketplaceasal Korea Selatan Gmarket. Perusahaan ini baru saja merayakan ulang tahun keduanya di Indonesia, dan sudah berhasil memperoleh USD 2,5 juta tiap bulannya di tahun 2013, yang menandakan pertumbuhan sebesar 500 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Ranking Alexa: ke-156 di Indonesia.
(Baca juga: Founder Qoo10 pernah bekerja di tengah gurun, memilih berhenti dan mendirikan startup)

4. Elevenia


Elevenia
Elevenia adalah salah satu nama baru yang muncul di ranah marketplaceIndonesia. Perusahaan ini merupakan hasil kerja sama antara XL Axiata dengan perusahaan layanan online dan mobile asal Korea Selatan SK Planet. Keduanya memasukkan total USD 18,3 juta sebagai modal awal untuk proyek ini dan optimis akan bisa menguasai pasar Indonesia dalam jangka panjang.
Ranking Alexa: ke-157 di Indonesia.

5. Lamido Indonesia


Lamido
Bermodalkan pengalaman dan dana dari Rocket Internet, Lamido merupakan nama baru lain yang ikut bergabung dalam persainganmarketplace online di Indonesia. Startup ini menggunakan beberapa infrastruktur di Lazada Indonesia seperti logistik, operasi, dan hal-hal teknis lainnya. Lazada Indonesia terbukti sukses, dan kita harus lihat apakah kemitraan Lamido dengan Lazada bisa membantu perusahaan baru ini mencapai puncak.
Ranking Alexa: ke-443 di Indonesia.

6. Rakuten Belanja Online


Rakuten
Rakuten Belanja Online mengalami beberapa kendala tahun lalu seperti memisahkan diri dari mitranya, konglomerat media MNC. Berdiri sendiri sebagai anak perusahaan dari raksasa e-shopping Jepang, Rakuten masih yakin bahwa mereka masih bisa mendapatkan sesuatu dari pasar Indonesia – tapi mereka harus menghadapi pesaing-pesaing baru untuk mencapai itu.
Ranking Alexa: ke-447 di Indonesia.

Lainnya


1. Indonetwork


Indonetwork
Indonetwork adalah sebuah website marketplace C2C dan B2B (business to business). Anda bisa menemukan banyak barang baik untuk keperluan pribadi atau untuk ekspor. Anda harus membayar untuk bisa menjadi anggota di website ini.
Ranking Alexa: ke-77 di Indonesia.

2. IndoTrading


indotrading
Sebagai marketplace B2B, IndoTrading hanya memperbolehkan bisnis – bukan individu – untuk memasukkan produk di websitenya. Platform ini sekarang memiliki sekitar 50.000 produk dan akan meluncurkan sistem pembayaran rekening bersama atau rekber untuk kanal exportnya.
Ranking Alexa: ke-360 di Indonesia.

3. Blibli


Blibli
Blibli menamai dirinya sebagai sebuah mall dan hanya menerima perusahaan yang terdaftar secara resmi untuk menggunakan platform-nya. Diluncurkan di bulan September tahun 2012, Blibli sekarang punya total 60.000 barang di website-nya.
Ranking Alexa: ke-195 di Indonesia.

Di tahun 2013 lalu, Indonesia dikejutkan dengan tutupnya Multiply setelah beberapa tahun berada dalam persaingan ketat di ranah e-commerce. Website daily deal LivingSocial juga menutup operasi di Asia Tenggara karena diakuisisi oleh iBuy Group. Semua pelaku e-commerce juga harus siap dengan munculnya Blanja.com milik eBay.
Ada banyak nama dan tren yang bisa diamati selain yang kami sebutkan di atas. Kami melihat tren website iklan baris vertikal seperti Rumah milik PropertyGuru, Rumah123 milik iProperty, dan Lamudi milik Rocket Internet untuk kategori real estate, serta Mobil123 milik iCar Asia, Carmudi milik Rocket Internet, dan Rajamobil untuk kategori mobil.
Bisnis B2C juga bertumbuh, terutama di ranah fashion dan travel. Ada Berrybenka dan HiJup untuk fashion, dan juga Traveloka dan Nusatrip untuk travel. Ada juga beberapa yang lain yang kami tidak bisa sebutkan tapi tetap patut diamati.
Kami juga melihat pertumbuhan yang baik di ranah layanan pembanding harga di negara ini. Dalam waktu dua tahun ini kita melihat ada nama baru yang muncul seperti Priceza dari Thailand, PricePrice milik Kakaku, dan Pricebook. Ketiganya akan bersaing dengan pemain lokal PriceArea dan Telunjuk.

Keterangan: East Ventures berinvestasi di Tokopedia, Berrybenka, Traveloka, PriceArea, dan juga Tech in Asia. Baca halaman kode etik kami untuk informasi lebih lanjut.
5 model bisnis e-commerce

Toko ONLINE di Indonesia Yang Wajib Di Perhitungkan untuk Para Business Online Rating: 4.5 Diposkan Oleh: as