Rajin Shalat, Tapi Maksiat Jalan Terus, KENAPA? Padahal Shalat Bisa Mencegah Dari Perbuatan Keji Dan Mungkar



Sisi keberadaan shalat mencegah dari perbuatan fahsya dan mungkar yaitu; ketika seorang hamba yang mendirikan shalat, menyempurnakan akan rukun-rukun, syarat-syarat dan kekhusyu’annya, maka hatinya akan bersih, perasaannya akan jernih, imannya akan bertambah, bertambah kuat keinginannya untuk melaksanakan kebaikan dan berkurang atau hilang keinginannya untuk mengerjakan keburukan, makanya pastinya, dengan selalu mengerjakan dan menjaga shalat dalam keadaan yang seperti ini, maka shalatnya akan mencegah dari perbuatan fahsya dan mungkar.
Dan ini termasuk dari tujuan dan hasil yang sangat agung dari shalat tersebut. Kemudian di dalam shalat juga, terdapat tujuan yang lebih agung dan lebih besar dari ini, yaitu apa yang terkumpul di dalamnya berupa mengingat Allah baik dengan hati, lisan dan badan. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan makhluknya hanya untuk beribadah kepada-Nya, dan ibadah yang paling utama dari mereka (para makhluk) adalah shalat, karena di dalamnya terdapat pengabdian seluruh anggota tubuh yang tidak terdapat dalam ibadah lain, oleh sebab inilah Allah Ta’ala berfirman:
{ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ }
“Dan mengingat Allah adalah lebih agung”. (Lihat kitab Taisir Al Karim Ar Rahman, karya As Sa’di)
Kalau sudah difahami hal di atas, jadi permasalahannya bukan pada penegasan yang ada pada ayatnya, tetapi lebih kepada pelaku shalat itu sendiri yang kurang menyempurnakan rukun, kewajiban atau khusyu’nya sehingga shalatnya tidak berfungsi sebagaimana yang ditegaskan di dalam ayat yang mulia.
Shalat bukan hanya sekedar gerakan-gerakan tubuh yang tidak meninggalkan pengaruh dan bekas positif dalam kehidupan sehari-hari agar senantiasa selalu taat kepada Allah Ta’ala.
“Sesungguhnya seseorang benar-benar mengerjakan amalan penghuni surga menurut pandangan manusia, padahal dia adalah penghuni neraka dan seseorang benar-benar mengerjakan amalan penghuni neraka menurut pandangan manusia, padahal dia adalah penghuni surga”. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)


perlu diketahui bahwa dosa-dosa yang dikerjakan oleh seseorang, baik dosa kecil apalagi dosa besar, tidak menjadikannya sebagai sebuah alasan untuk meninggalkan shalat, karena shalat lima waktu diwajibkan bagi seorang muslim baligh dan berakal dalam keadaan bagaimanapun kecuali wanita yang haid.
Sekali lagi perlu diingat baik-baik, maksiat yang dilakukan oleh seseorang tidak boleh dijadikan sebagai alasan untuk meninggalkan shalat lima waktu, apapun maksiat yang dilakukan. Dia harus tetap shalat dan tidak boleh meninggalkannya hanya karena dia melakukan maksiat, semoga shalatnya mencegahnya dari melakukan hal-hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala, sebagaimana Firman Allah Ta’ala:
وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ [العنكبوت:45].
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah perbuatan fahsya dan mungkar”. (QS. Al Ankabut: 45)
Al Baidhawi berkata di dalam kitab tafsir: “Shalatnya akan menjadi sebab untuk menghentikan maksiat-maksiat, ketika dia sibuk dengan shalatnya atau sibuk dengan selainnya dari amalan yang mengingatkan kepada Allah dan mewariskan kepada dirinya perasaan takut kepada-Nya. (Lihat Tafsir Al Baidhawi)
Akan tetapi siapa yang shalat, lalu dia juga melakukan fahsya dan mungkar, maka dia telah mencampurkan amal shalih dengan keburukan, jika dosanya lebih banyak daripada pahalanya maka dia akan binasa pada hari kiamat kecuali jika dia mendapatkan rahmat Allah Ta’ala.
yang harus dilakukan kepada orang seperti ini adalah menasehatinya dengan lembut dan perkataan yang baik, dengan menjelaskan bahwa seorang hamba Allah Ta’ala semestinya harus benar-benar total dalam menghambakan dirinya kepada Allah Ta’ala, tidak setengah-setengah sesuai dengan kehendak hawa nafsunya. Allah Ta’ala berfirman:
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ} [البقرة: 208]
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah: 208)
Mujahid rahimahullah berkata: “Kerjakanlah seluruh amal dan perbutan baik”.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Masuklah kalian ke dalam syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan janganlah kalian tinggalkan sedikitpun darinya, hal itu sudah mencukupi untuk beriman kepada kitab Taurat dan apa yang ada di dalamnya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)

(sumber:Moslemsunnah.Wordpress.com)

Rajin Shalat, Tapi Maksiat Jalan Terus, KENAPA? Padahal Shalat Bisa Mencegah Dari Perbuatan Keji Dan Mungkar Rating: 4.5 Diposkan Oleh: as