Berbagai keluhan Operator di Jejaring sosial atau didunia nyata langsung
terkait tak jelasnya insentif pendataan selama ini sudah bukan hal
baru, namun sejauh mana tinda lanjut kepada si empunya kebijakan ini
juga kembali pada Juknis BOS yang dirasa-rasa Operator sekolah masih
belum adil dibanding kerjaan yang mereka tekuni sebagai operator data
pendidikan disekolah, hingga berbagai keluhan ops dianggap sama sekali
tidak diperhatikan oleh stakeholder diatas yang punya kebijakan,
Tak Hanya hal tersebut saja pada proses Implementasi Kurikulum 2013
sesuai edaran yang telah disampaikan serta Peraturan menteri dalam
pelaksanaan Kurikulum 2013 yang sudah dijelaskan secara terbatas pada
aturan yang telah dipublikasikan namun kenyataan diberbagai daerah masih
tetap tak ingin kembali sementara pada Kurikulum 2006 dengan berbagai
alasan, walau sudah jelas dan nyata prasyarat sekolah yang sudah
ditentukan untuk bisa melanjutkan Kurikulum 2013 dalam Permen tersebut,
apabila ini terus dipakaskan k13 pada sekolah yang bukan ketentuan
rintisan k13, bisa jadi, Dapodik pun tak akan mengakui JJM nya kedepan
nanti, mungkin saja, seperti kita ketahui Menteri Anies sempat kunjungi
ruang Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang terletak di Sekretariat
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Gedung E lantai 5, Kompleks
Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Rabu siang, 14 Januari 2015. Didampingi
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Hamid Muhammad. seperti berita yang
dilansir dari dikdas kemdikbud.go.id
Tak hanya terkait pada pendataan semata Dapodik juga akan mengawal penerapan Kurikulum 2013.
Di ruang Dapodik, Anies berbincang banyak hal tentang Dapodik terkait
dengan penerapan Kurikulum 2013. Turut hadir dalam ruangan itu Kepala
Bagian Perencanaan dan Penganggaran Setditjen Dikdas Yudistira, Kepala
Sub Bagian Data dan Informasi Supriyatno, dan Kepala Sub Bagian Program
dan Anggaran Muhammad Akbar.
Salah satu pertanyaan yang diutarakan Anies yaitu bagaimana Dapodik
memastikan sekolah yang seharusnya kembali ke Kurikulum 2006 tidak
menerapkan Kurikulum 2013. Edy Setiadi, salah satu pengelola Dapodik, menjelaskan bahwa aplikasi Dapodik telah dirancang untuk menyesuaikan kebijakan tersebut.
Ketika data dimasukkan ke sistem Dapodik, jelasnya, operator sekolah
menentukan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya menerapkan Kurikulum
2006 atau Kurikulum 2013 melalui menu pilihan. Masing-masing pilihan
menu akan menampilkan struktur mata pelajaran di mana struktur mata
pelajaran Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 berbeda. “Struktur mata
pelajaran berpengaruh pada alokasi jam mengajar guru,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Supriyatno menyampaikan kondisi operator sekolah yang memegang peranan penting dalam penjaringan data Dapodik. Kesejahteraan mereka, katanya, kurang diperhatikan Kepala Sekolah dan Pemerintah Daerah. Sebagian operator sekolah tidak menerima honor dari pekerjaan penting yang dilakukannya. “Meskipun itu sudah diatur dalam juknis Bantuan Operasional Sekolah,” katanya.
Sementara Hamid menjelaskan ihwal efisiensi keberadaan Dapodik. Dulu, sebelum ada Dapodik, kenangnya, berbagai lembaga dan institusi melakukan penjaringan data tiap melaksanakan program. Penjaringan itu dilakukan berkali-kali tiap tahun dan hasilnya selalu berbeda. “Sekarang, semua dapat menggunakan satu data di Dapodik. Tak perlu melakukan penjaringan data lagi,” ucapnya.
Melalui layar monitor ukuran 55 inci, Anies mencari tahu perkembangan pengiriman data di Provinsi Maluku pada laman Dapodikdas (dapo.dikdas.kemdikbud.go.id). Layar menampilkan prosentase pengiriman data jenjang SD, SDLB, SMP, SMPLB, dan SLB di 11 kabupaten/kota. Hingga Rabu siang, Kepulauan Aru tampak menjadi kabupaten terendah yang mengirimkan data yaitu sebesar 81,98%. Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Ambon, dan Kota Tual masing-masing telah mencapai 100%.
Dalam rekapitulasi secara nasional, hingga Rabu siang, progres pengiriman data ke sistem Dapodik mencapai 98,8%. Angka itu mencakup 185.407 sekolah dari total 187.592 SD, SDLB, SMP, SMPLB, dan SLB.
Anies berharap Dapodik turut mengawal penerapan Kurikulum 2013. Sebab data yang dijaring melalui sistem Dapodik memiliki validitas dan akurasi yang sangat tinggi dan dapat diandalkan.
Setelah setengah jam berdiskusi, Anies meninggalkan ruang Dapodik. Di luar ruangan, ia disambut hangat pegawai dan melakukan sebentar perbincangan. Ia kemudian meninggalkan Setditjen Dikdas sekitar pukul 13.00 WIB.* (Billy Antoro)