Merdeka.com - Pernahkah Anda mengabadikan foto diri Anda sendiri
dengan menggunakan entah itu camcorder, kamera poket atau juga perangkat
mobile? Apabila sering, menurut penelitian, hal tersebut adalah salah
satu ciri orang yang tidak percaya diri.
Menurut sejarah,
mengabadikan diri sendiri dengan perangkat elektronik atau dalam bahasa
Inggris dinamakan self-portrait atau disingkat selfie dilakukan pertama kalo oleh seseorang bernama Robert Cornelius pada tahun 1839.
Ketika
era kamera polaroid sedang menjadi salah satu tren di tahun 70an,
seorang bernama Andy Warhol juga pernah melakukan selfie dan hal
tersebut tercatat sebagai selfie kedua dalam sejarah.
Kini, di
era teknologi serba maju, perangkat hi-tech beredar di mana-mana
sekaligus portable device dengan fitur kamera seperti smartphone,
phablet dan tablet menjadi satu hal yang umum, aksi selfie ini amat
sering dijumpai.
Bahkan ketika internet dan jejaring sosial
meraih popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir ini, foto-foto
selfie juga sering beredar luas serta dijadikan cover atau profile
picture seseorang dalam account jejaring sosial mereka.
Dengan mengambil angle agak tinggi sekitar 45 derajat, mata sedikit dibuat sayu, (terkadang) mengambil pose duck face,
mengambil fotonya dengan menggunakan aplikasi seperti Instagram untuk
menambah kesan dramatis dan lainnya, membuat aksi selfie menjadi sangat
mudah dilakukan, kapan dan di manapun juga.
"Selfie adalah salah
satu revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain
dengan memajang atau sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial
atau media lainnya," ujar Dr Mariann Hardey, seorang pengajar di Durham
University dengan spesialisasi digital social media, seperti dikutip
oleh Guardian (14/07).
Hardey juga mengatakan bahwa dengan
memamerkan foto-foto selfie tersebut, maka orang yang bersangkutan ingin
terlihat 'bernilai' lebih-lebih apabila ada yang berkomentar bagus
tentang foto tersebut.
Walaupun tidak hanya Hardey yang
mengatakan bahwa selfie merupakan bentuk dari ingin diakui atau dapat
disebut sebagai tanda kurang percaya terhadap diri sendiri karena banyak
peneliti lain yang juga mengatakan hal serupa, namun tidak sedikit
orang yang membantah bahwa selfie dilakukan hanya sekadar ingin tenar
dan tidak percaya diri.
Menurut salah seorang wanita bernama
Rebecca Brown (23) mengatakan bahwa dia melakukan selfie hanya karena
untuk mengeksplorasi diri sendiri dan melihat tubuhnya sendiri bukan
dengan maksud ingin narsis atau sejenisnya.
Terlepas dari
pendapat para ahli atau orang-orang yang sering melakukan selfie,
bagaimana pendapat Anda dari fenomena selfie ini? Apakah selfie termasuk
narsis dan kurang percaya diri ataukah hanya untuk eksplorasi diri?
sumber :http://www.merdeka.com/teknologi/selfie-adalah-tanda-orang-narsis-dan-kurang-percaya-diri.html