Mulai
tahun 2015 mendatang yang sebelumnya BSM (Bantuan Siswa Miskin) akan digantikan
dengan program serupa namun tak sama yaitu dengan adanya KIP (Kartu Indonesia
Pintar). Pada jenjang sekolah dasar (SD-SMP) hingga jenjang sekolah menengah
(SMA/SMK) untuk mengamodir calon penerima KIP di tahun 2015 menggunakan
fasilitas input data nomor kartu KPS peserta didik bersangkutan pada aplikasi
Dapodikdas maupun Dapodikmen.
Berdasarkan
informasi yang admin kutip dari antaranews.com bahwasannya ada beberapa perbedaan antara
BSM dan KIP diutarakan oleh Mendikbud, Anies Baswedan yakni program Bantuan
Siswa Miskin (BSM) hanya menjangkau 9 juta siswa, sedangkan KIP akan menjangkau
19 juta siswa di tahun 2015 dan kementerian telah menganggarkan Rp. 7,1 triliun
untuk KIP ini.
Dan
perbedaan yang paling menonjol antara BSM dan KIP ini adalah BSM diberikan pada
siswa di dalam sekolah, namun KIP akan diberikan pada anak usia sekolah, baik
yang sedang sekolah maupun putus sekolah.
Sehingga
diharapkan KIP ini akan berdampak positif bagi siswa yang putus sekolah. Banyak
anak-anak usia sekolah yang putus sekolah, karena tidak ada biaya padahal
mereka mau melanjutkan pendidikan, jelasnya.
Kemdikbud
dan Kementerian Sosial akan melakukan pendataan ulang, dan akan dikonsolidasikan
KIP ini terintegrasi dengan Kartu Keluarga Sehat (KKS). Hal itu dilakukan agar tidak
perbedaan data dan untuk penghematan. Mendikbud menyebutkan jika terintegrasi
maka akan menghemat setidaknya Rp. 250 miliar untuk pembuatan kartu.
KIP
diberikan kepada anak putus sekolah agar dapat melanjutkan pendidikan ke
lembaga formal atau nonformal seperti lembaga kursus dan balai latihan kerja
(BLK).